Benteng drone yang canggih akan dikembangkan dari Norwegia hingga Polandia. (Foto: Interesting Engineering)
JAKARTA – Memanasnya perang elektronik berteknologi tinggi antara Rusia dan Ukraina membuat anggota NATO menciptakan benteng drone canggih untuk melawan Rusia. Benteng drone NATO tersebut akan digunakan untuk menjaga perbatasan menggunakan unmanned aerial vehicles (UAVs) atau kendaraan udara tanpa awak. Saat ini, benteng drone tersebut akan dikembangkan dari Norwegia hingga Polandia.
Menurut laporan dari Interesting Engineering, Rabu (29/5/2024), sistem anti-drone juga akan digunakan untuk memberikan keamanan terhadap provokasi dari negara musuh. Negara-negara seperti Finlandia, Norwegia, Polandia, dan negara-negara Baltik lainnya telah sepakat untuk membuat benteng tersebut.
“Ini adalah hal yang benar-benar baru dan tujuannya adalah menggunakan drone dan teknologi lainnya untuk melindungi perbatasan kita dari provokasi negara-negara yang tidak bersahabat dan untuk mencegah penyelundupan,” kata Menteri Dalam Negeri Lituania Agnė Bilotaitė.
Lituania telah membuat rencana untuk meningkatkan perlindungan perbatasannya dengan bantuan drone. Dinas Penjaga Perbatasan Negara Lituania baru-baru ini membentuk unit UAV dan sedang dalam proses memperoleh drone tambahan dan sistem anti-drone.
Dengan bantuan para ahli, otoritas nasional negara lain akan menyusun rencana untuk mengembangkan benteng drone. Meskipun tidak ada batas waktu spesifik yang diberikan untuk finalisasi benteng tersebut, Bilotaitė menyarankan agar dana Uni Eropa dapat digunakan untuk pembangunannya.
Menteri Dalam Negeri Estonia Lauri Laanemetsjuga mengungkapkan sebuah rencana terkait pengelolaan perbatasan timur dengan teknologi yang mampu mendeteksi dan menjatuhkan drone. Laanemets merasa benteng ini penting ditempatkan di dalam dan di sekitar kota-kota besar. “Pengawasan drone dan kemampuan anti-drone sangat penting untuk pencegahan dan melawan aktivitas pengaruh tetangga kita di wilayah timur,” kata Laanemets.
Lantaran upaya untuk membentengi negara tersebut, menurutnya, untuk menghadapi situasi ketika pihak Rusia akan mencoba mengganggu stabilitas keamanan menggunakan drone. Maka, Estonia berkomitmen mempertahankan kedaulatannya karena akses fisik ke wilayah Estonia menjadi semakin sulit.