Nusa Dua, Bali (ANTARA) – Indonesia memimpin pusat keunggulan ketahanan air dan iklim yang terintegrasi untuk mengurangi risiko krisis air global melalui World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
“Berbagai pusat keunggulan sudah ada dan beroperasi tapi belum saling terkoneksi, jadi ini yang akan kami tindak lanjuti. Insya Allah karena inisiator, Indonesia memimpin pusat keunggulan ini,” kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Dia menyatakan bahwa sudah dibentuk lima kelompok kerja yang akan mengambil langkah nyata dan akan berkoordinasi dengan pusat keunggulan lainnya. Ini termasuk pengelolaan sumber daya air terintegrasi terutama di negara berkembang dan negara pulau kepulauan, serta pengelolaan danau berkelanjutan.
Selain itu, ada juga perhatian terhadap isu pengelolaan air dan kepemudaan serta kelompok kerja yang membahas pendanaan.
“Kami akan melakukan pertemuan rutin minimal enam bulan sekali. Jadi upaya yang disusun dalam kelompok kerja itu akan terus bergulir dan melibatkan banyak negara, tidak hanya Indonesia, bahkan dari Eropa, Asia Pasifik, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan sektor swasta,” katanya.
Dwikorita menambahkan bahwa pusat keunggulan ketahanan air dan iklim atau Center of Excellence (CoE) Water and Climate Resilience bukan hanya fisik gedung tetapi juga menjadi pusat aliansi yang mengoordinasikan berbagai pusat keunggulan terkait masalah air di dunia.
Indonesia sebelumnya mengusulkan CoE ketahanan air dan iklim di World Water Forum Ke-10 di Bali, 18-25 Mei 2024. Usulan itu disetujui dan menjadi bagian dari deklarasi dalam Pertemuan Tingkat Menteri World Water Forum Ke-10 yang dihadiri oleh 106 negara dan 27 organisasi internasional.
Selain CoE tentang ketahanan air dan iklim, deklarasi tersebut juga mencakup pengelolaan sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil dan usulan Hari Danau Sedunia.
Melalui CoE, negara-negara Selatan yang memiliki masalah terkait banjir, sedimen akibat erupsi yang merusak sungai, dan masalah pengelolaan air lainnya akan saling berbagi pengalaman untuk mencari solusi terbaik.
Indonesia juga memiliki Sabo Training Center di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dapat menjadi bagian dari CoE masa depan.