Sunday, April 27, 2025

WHO dan Kementerian Kesehatan Menyerukan Eliminasi Lemak Trans untuk Indonesia Lebih Sehat dan Produktif – Sehat Negeriku

Share

Jakarta, 6 Mei 2024

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari ini meluncurkan studi perintis mengenai sumber makanan asam lemak trans dalam pasokan pangan di Indonesia. Peluncuran ini bertujuan untuk mendukung penerbitan peraturan pemerintah untuk menghilangkan lemak trans.

Lemak trans atau asam lemak trans adalah asam lemak tak jenuh yang berasal dari sumber alami atau industri. Konsumsi lemak trans dapat meningkatkan risiko serangan jantung secara signifikan dan menyebabkan sekitar 500.000 kematian akibat penyakit jantung koroner setiap tahunnya secara global.

Studi dasar ini melibatkan pengujian laboratorium terhadap 130 produk dalam empat kategori makanan: minyak dan lemak, margarin, makanan kemasan yang mengandung lemak (seperti biskuit, kue kering, wafer, kue, dan roti), serta makanan siap saji seperti mie goreng, nasi goreng, ayam goreng, kentang goreng, dan roti.

WHO merekomendasikan agar kadar lemak trans dalam pangan tidak melebihi 2 gram per 100 gram total lemak. Namun, hampir 10% produk yang disurvei atau sekitar 11 makanan mengandung kadar lemak trans di atas rekomendasi tersebut.

Kadar lemak trans yang tinggi juga terdapat dalam makanan ringan populer dan banyak dikonsumsi, seperti biskuit, wafer, produk roti, dan jajanan kaki lima seperti martabak. Konsentrasi lemak trans tertinggi terdapat pada campuran margarin dan mentega, yang 10 kali lebih tinggi dari batas yang direkomendasikan WHO.

“Wamenkes Dante menyebutkan bahwa cara paling efektif untuk mengurangi lemak trans dalam pasokan pangan adalah melalui regulasi. WHO juga mendorong negara-negara untuk mengadopsi salah satu dari dua kebijakan praktik terbaik eliminasi lemak trans.

Langkah pertama adalah dengan membatasi kadar lemak trans hingga 2% dari total kandungan lemak dalam semua makanan. Langkah kedua adalah melarang penggunaan sebagian minyak terhidrogenasi (Partially Hydrogenated Oil/PHO), termasuk pelarangan produksi, impor, penjualan, dan penggunaan PHO dalam semua makanan.

Pada tahun 2018, WHO meluncurkan inisiatif eliminasi lemak trans global, REPLACE, yang menyerukan negara-negara untuk menghilangkan lemak trans secara global pada tahun 2023.

Kerangka kerja REPLACE terdiri dari 6 strategi: pertama, meninjau sumber makanan lemak trans dan kebijakan yang ada; kedua, mendorong penggantian lemak trans dengan lemak dan minyak yang lebih sehat; ketiga, memberlakukan peraturan untuk menghilangkan lemak trans; keempat, menilai dan memantau kandungan lemak trans dalam pasokan pangan; kelima, meningkatkan kesadaran di kalangan pengambil kebijakan, produsen makanan, dan masyarakat; dan keenam, memastikan kepatuhan terhadap kebijakan.

Saat ini, 53 Negara Anggota WHO telah mengadopsi kebijakan praktik terbaik eliminasi lemak trans, termasuk Denmark yang menjadi negara pertama yang menerapkan kebijakan tersebut sejak tahun 2003.

“Wamenkes memastikan bahwa Pemerintah Indonesia juga berkomitmen penuh untuk menerapkan regulasi pelarangan penggunaan lemak trans dalam industri makanan di Indonesia.

“Penegakan regulasi tentang lemak trans juga akan disertai dengan edukasi yang massif terutama di sektor informal seperti pedagang kecil dan menengah.

“53 Negara Anggota WHO telah mengadopsi kebijakan praktik terbaik terkait lemak trans, dan WHO bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memastikan Indonesia menjadi negara berikutnya,” kata Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. N. Paranietharan.

“Rilis studi dasar WHO hari ini menunjukkan langkah maju penting dalam meningkatkan lingkungan pangan untuk lebih dari 275 juta penduduk Indonesia, memungkinkan mereka hidup lebih lama dan lebih sehat,” lanjutnya.

Tentang Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI berjuang untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan warga, memastikan akses ke layanan kesehatan berkualitas, dan mempromosikan inisiatif kesehatan masyarakat. Melalui kerjasama dengan para pemangku kepentingan dan masyarakat di seluruh negeri, kementerian berupaya untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan, mencegah penyakit, dan meningkatkan akses ke layanan kesehatan, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil kesehatan bagi semua orang Indonesia.

Tentang WHO

Organisasi Kesehatan Dunia memimpin dan memperjuangkan upaya global untuk memberikan setiap orang kesempatan yang sama untuk hidup yang aman dan sehat. WHO adalah lembaga PBB yang menghubungkan negara-negara, mitra, dan masyarakat di lebih dari 150 lokasi – memimpin respons dunia terhadap keadaan darurat kesehatan, mencegah penyakit, mengatasi akar masalah kesehatan, dan memperluas akses ke obat-obatan dan perawatan kesehatan.

Kontak
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI
[email protected]

Michael Vurens van Es
Communication Officer
WHO Indonesia
[email protected]

Source link

Baca Lainnya

Berita Terbaru