Sunday, April 27, 2025

Kanker Masih Membebani Dunia – Sehat Negeriku

Share

Data terbaru dari WHO menunjukkan bahwa sebagian besar negara tidak menyediakan layanan yang memadai untuk kanker dalam cakupan kesehatan universal.

Menyusul peringatan hari kanker dunia pada 4 Februari 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melalui lembaga riset kanker International Agency for Research on Cancer (IARC), merilis data estimasi terkini mengenai beban kanker di dunia. Data dari 185 negara ini mengungkapkan bahwa sepuluh jenis kanker masih merajalela menyumbang dua per tiga kasus baru dan menjadi penyebab utama kematian global.

Angka kasus kanker baru di dunia mencapai 20 juta kasus, dengan 9,7 juta kasus kematian. Kasus kanker paru merupakan yang terbanyak (12,4%), diikuti kanker payudara (11,6%), kanker kolorektal (9,6%), kanker prostat (7,3%), dan kanker perut (4,9%).

Kanker paru, yang merupakan penyebab kematian kanker terbanyak pada pria, erat kaitannya dengan tingginya konsumsi tembakau, terutama di wilayah Asia. Sedangkan kanker payudara tetap menjadi momok besar bagi wanita di seluruh dunia.

WHO juga merilis data survei dari 115 negara yang menunjukkan bahwa sebagian besar negara tidak menyediakan layanan yang memadai untuk kanker dalam cakupan kesehatan universal (UHC). Hanya 39 dari 115 negara yang menetapkan manajemen kanker sebagai layanan kesehatan inti untuk seluruh warganya. Kondisi ini meningkatkan risiko kematian bagi penderita kanker.

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang penduduk Indonesia, bersama dengan kanker leher rahim, kanker paru-paru, kanker kolorektal, dan kanker hati. Pada tahun 2020, terdapat 396.914 kasus kanker baru di Indonesia dengan 234.511 kematian akibat kanker.

Sebanyak 70% kasus kanker payudara terdeteksi dalam stadium lanjut, karena masih banyak perempuan yang mengabaikan gejala awal seperti benjolan di payudara. Akibatnya, ketika gejala semakin parah, pengobatan menjadi lebih rumit dan risiko kematian lebih tinggi.

Hanya 28% negara yang menyediakan layanan paliatif, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker stadium lanjut. Layanan paliatif belum termasuk dalam jaminan kesehatan nasional di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah seperti Indonesia.

Transplantasi sel punca merupakan layanan kesehatan yang paling langka. Negara maju jauh lebih mungkin menyediakan layanan ini dibanding negara berkembang. WHO bekerja sama dengan berbagai negara untuk menjalankan program pencegahan kanker, termasuk imunisasi HPV untuk mencegah kanker leher rahim.

Di Indonesia, program imunisasi HPV termasuk dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah, yang melibatkan empat kementerian. Kementerian Kesehatan juga merilis Rencana Aksi Nasional untuk kanker dengan fokus pada eliminasi kanker leher rahim.

Source link

Baca Lainnya

Berita Terbaru