Pola makan yang sudah terjaga selama berpuasa di bulan Ramadan sebaiknya diteruskan. Disertai dengan olahraga dan pola hidup sehat.
Salah satu fungsi puasa adalah memberikan waktu istirahat pada organ tubuh yang selama ini harus bekerja terus tapi kini diberi jeda antara setelah sahur hingga berbuka. Ketika berpuasa sebagian orang juga memilih untuk mengurangi aktivitas rutin karena asupan yang diterima tubuh tidak seperti biasa sehingga ketika bulan puasa telah berakhir maka tubuh perlu beradaptasi agar dapat kembali mengikuti irama aktivitas sehari-hari seperti biasa.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, dr. Farissa Luthfia, Sp. P. D., kunci utama setelah sebulan berpuasa adalah dengan kesadaran penuh. Di hari raya Idul Fitri berbagai hidangan disuguhkan, maka setiap orang harus secara sadar memilih makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh. Langkah ini sangat penting dilakukan agar tidak kalap memakan berbagai sajian yang tersedia sehingga pola makan yang terjaga ketika berpuasa menjadi rusak. Ini sekaligus untuk menghindari terkena penyakit seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan diabetes.
“Kadang-kadang orang sudah capek puasa sebulan, terus ‘balas dendam’ ketika Lebaran, makan secara berlebihan, lemak berlebih, tinggi gula, tinggi garam, tinggi kolesterol, sehingga berbagai penyakit bisa muncul, terutama pada individu-individu yang sudah memiliki (komorbid) sebelumnya,” kata Farissa kepada Mediakom pada 21 Maret 2024.
Kesadaran, lanjut Farissa, tidak hanya dilakukan ketika Lebaran, tetapi juga harus dilakukan pada hari-hari berikutnya. Pola makan yang sudah terjaga selama berpuasa di bulan Ramadan sebaiknya diteruskan, mengingat hal tersebut merupakan investasi awal untuk menerapkan pola hidup sehat pada fase selanjutnya.
Farissa menuturkan, dalam agama Islam setelah menjalani puasa Ramadan boleh dilanjutkan dengan puasa lagi yakni, puasa enam hari di bulan Syawal. Salah satu manfaatnya adalah untuk membiasakan diri. Kemudian orang juga bisa melanjutkan lagi dengan puasa Daud atau bisa juga melakukan beberapa jenis diet seperti intermittent fasting, yang berfungsi untuk menjaga asupan nutrisi ke dalam tubuh agar lebih teratur polanya.
“Jika tidak kuat berpuasa, yang penting mengetahui kapan harus makan, kapan harus berhenti makan, supaya tidak terlalu berlebihan saat makan. Pola makan seperti ini harus dibiasakan,” ujar Farissa. “Kalau mindset kita ubah, bahwa makanan bukan sebagai rekreasi tapi untuk pemenuhan nutrisi tubuh kita, maka kita akan berdisiplin dalam hal makanan.”
Selain mengatur pola makan, upaya yang harus dilakukan agar tetap sehat setelah berpuasa adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, baik makronutrien maupun mikronutrien, secara cukup dan seimbang. Di antara kebutuhan makronutrien adalah protein, karbohidrat, lemak, dan serat. Sementara untuk mikronutrien antara lain adalah kebutuhan akan berbagai vitamin, seperti vitamin D, yang sangat diperlukan ketika musim hujan karena asupan sinar matahari yang kurang.
Farissa menyatakan, seharusnya ketika melakukan puasa Ramadan orang-orang tetap disarankan untuk melakukan olahraga selama 150 menit per minggu dengan waktu dan jenis olahraganya disesuaikan. Namun, apabila selama puasa tidak melakukan olahraga, maka olahraga perlu dilakukan secara bertahap agar menghindari cedera dan menyesuaikan dengan kondisi tubuh. “Kita bisa memulai dari olahraga-olahraga yang intensitas rendah, misalnya bisa dimulai dari jalan, kemudian naik ke jalan cepat, dan latihan ketahanan, kemudian olahraga yang sifatnya fleksibilitas seperti yoga dan pilates. Jadi, jenisnya disesuaikan.”
Menurut Farissa, dari 150 menit waktu olahraga yang disarankan selama seminggu, orang bisa membaginya ke dalam tiga sampai lima kali dalam tujuh hari dengan jarak waktu antar-olahraga tidak lebih dari 48 jam. Sebagai contoh, Farissa menceritakan kebiasaannya dalam berolahraga yang dibagi dalam lima kali dalam seminggu yang masing-masing berdurasi 30 menit. Pada hari Senin ia berenang, Rabu bersepeda, Jumat angkat beban, serta Sabtu dan Minggu pilates.
Farissa juga mengingatkan masyarakat agar tidak lupa untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) supaya terhindar dari berbagai penyakit. “Cuaca saat ini sedang berubah-ubah, terkadang hujan deras, kadang panas menyengat. Perubahan cuaca ekstrem membuat daya tahan tubuh kita berkurang. Yang paling utama adalah dengan terus melakukan PHBS sehingga kita tidak mudah tertular penyakit,” tuturnya.
Penulis: Redaksi Mediakom