Jakarta (ANTARA) – Pengamat politik dan Peneliti Utama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Prof R Siti Zuhro menyebut upaya calon presiden Prabowo Subianto untuk merangkul partai politik (parpol) lain yang bukan pendukungnya, sesuai dengan janji kampanye yang telah disampaikan.
“Setelah berhasil berkomunikasi dengan Partai Nasdem, Prabowo ingin melanjutkan perjalanan politiknya ke PDI Perjuangan dan PPP,” kata Zuhro saat dihubungi di Jakarta, pada hari Jumat.
Dia menyatakan bahwa dalam posisi dan peran politik saat ini, PDI Perjuangan sebagai partai pemenang dalam pemilu 2024 harus diperhitungkan oleh Prabowo. Dengan merangkul partai pemenang, Prabowo akan menjalankan model executive heavy.
“Dengan posisi yang kuat, model executive heavy akan membuat semua kebijakan presiden baru nantinya didukung oleh DPR,” kata Zuhro.
Model politik tersebut, menurutnya, akan membuat kebijakan presiden selalu lancar tanpa hambatan ketika diuji di lembaga legislatif atau DPR.
Sebelumnya, pada Jumat (22/3), Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, setelah dinyatakan sebagai pemenang pemilu 2024 oleh KPU. Prabowo juga menyatakan bahwa selalu mengajak Partai NasDem secara politik.
Beberapa politisi dari Partai Gerindra, PDI Perjuangan, dan PPP juga menyatakan bahwa kemungkinan adanya pertemuan antara partai-partai tersebut.
Selama masa kampanye, Prabowo Subianto menyatakan keinginannya untuk merangkul semua kekuatan di Indonesia jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024.
“Jika saya dan Gibran diberi mandat, saya akan merangkul semua kekuatan di Indonesia. Tidak ada yang saya tinggalkan,” kata Prabowo saat berkampanye di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (10/12/2023).
Prabowo juga menyatakan siap untuk tidak membedakan antara pendukungnya dan bukan pendukungnya saat terpilih menjadi presiden.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024
