Samarinda (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang meneliti pertahanan cerdas untuk memperkuat sistem pertahanan Ibu Kota Nusantara (IKN), karena IKN menjadi sumber perekonomian baru, pusat pemerintahan, dan pusat kekuatan pertahanan.
“Untuk lebih memperdalam naskah terkait validasi dan pengumpulan data penelitian, kami melibatkan Universitas Mulawarman, TNI, dan Otorita IKN dalam Focus Group Discussion (FGD),” kata Ketua Tim Peneliti Dr. Gerald Theodorus L Toruan dalam rilis Penerangan Korem 091/ASN di Samarinda, Kamis.
FGD itu diadakan di Universitas Malawarnan (Unmul) Samarinda, Kalimantan Timur, pada Rabu (20/3) kemarin dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kepala Seksi Operasi Kasrem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) Kolonel Inf Dadi Sutandi.
Dalam FGD tersebut, Gerald Theodorus yang juga Koordinator Pelaksana Fungsi Kebijakan Bidang Pertahanan dan Keamanan BRIN mengatakan bahwa Unmul dipilih sebagai tempat FGD karena universitas tersebut adalah satu-satunya yang terlibat dalam validasi dan pengumpulan data penelitian.
“Hasil naskah kebijakan terkait pertahanan dan keamanan untuk pihak yang berkepentingan sudah dituangkan dalam MoU antara Kemhan dengan BRIN, dan TNI dengan BRIN, yaitu usulan judul Smart Defense dari Panglima TNI,” kata Theo.
Untuk mewujudkan sistem pertahanan dan keamanan yang cerdas dan tangguh di IKN, terkait pemindahan IKN sebenarnya sudah ada sejak zaman Presiden RI pertama Soekarno, ketika rencana pemindahan ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
IKN sebagai proyek pembangunan ibu kota baru Indonesia memiliki dampak besar terhadap keamanan nasional, karena IKN dirancang sebagai kota cerdas, oleh karena itu perlu dipikirkan mengenai pertahanan cerdas yang sesuai dan dapat diterapkan.
“Sistem pertahanan negara di IKN harus sesuai dengan ancaman militer di kawasan Indo Pasifik. Studi tentang pertahanan cerdas Indonesia akan menyempurnakan kebijakan pertahanan cerdas yang ada saat ini,” katanya.
Menurutnya, pertahanan cerdas merupakan sistem pertahanan negara yang mengintegrasikan pertahanan militer dan non-militer, konsep yang menekankan diplomasi dan menggabungkan perkembangan teknologi, melalui pemanfaatan industri pertahanan nasional.
“Hal ini tentu sejalan dengan konsep kota cerdas IKN yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara efisien, inovatif, inklusif, dan berkelanjutan,” kata Theo.
Penulis: M. Ghofar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024