Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045]
Saya membutuhkan dukungan saudara-saudara. Saya membutuhkan dukungan nyata, konkret.
Mereka, para pemodal besar yang ingin mendominasi tanah air, mengatakan: Indonesia mudah, banyak rakyat Indonesia bisa dibeli, banyak pemimpin Indonesia bisa disogok.
Negara kita saat ini berada dalam kondisi yang tidak boleh kita remehkan. Kita harus waspada. Kita harus saling mengingatkan. Kita harus saling mendukung. Sebagai bangsa yang besar, kita harus saling menjaga.
Oleh karena itu mari kita bersatu. Kita harus bersatu.
Mari kita buktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki cita-cita yang luhur, rakyat Indonesia masih memiliki harga diri, rakyat Indonesia tidak mau dibeli begitu saja. Rakyat Indonesia tidak ingin menjadi budak. Rakyat Indonesia ingin menjadi rakyat yang terhormat.
Saudara-saudara sekalian yang membaca buku ini.
Katakanlah yang benar, benar. Dan, katakanlah yang salah, salah. Apakah benar kekayaan kita terus keluar setiap tahun dan kita harus menerimanya? Apakah benar rakyat kita ditakdirkan hanya menjadi pelayan? Rakyat kita hanya menjadi pasar? Rakyat kita hanya boleh mendapat upah murah?
Jika saudara-saudara menilai kondisi ini benar, kita mau bilang apa?
Tapi, jika saudara-saudara menilai ini tidak benar, dan mampu kita ubah, dan mampu kita amankan kekayaan kita, maka tidak ada jalan lain, saudara-saudara harus turun gunung. Harus memimpin rakyat.
Memimpin dengan ilmu, memimpin dengan hati, memimpin dengan anjuran, memimpin dengan pendidikan, memimpin dengan keberpihakan kepada bangsa sendiri.
Mari kita laksanakan perjuangan kita di atas landasan “satyagraha” yang telah diberi contoh di India oleh Mahatma Gandhi, dan di Amerika oleh Martin Luther King, dan di Afrika Selatan oleh Nelson Mandela.
Satyagraha artinya adalah perjuangan tanpa kekerasan, perjuangan tanpa henti yang berlandaskan pada kebenaran. Percayalah kebenaran akan menang. Yang penting, kita harus berani, tegar, dan mau berkorban.
Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Pak Dirman, Gubernur Suryo, dan I Gusti Ngurah Rai, dan semua pahlawan pendiri bangsa kita, telah mengajarkan bahwa kalau kita tidak menyerah, kalau kita berani, kebenaran akan unggul. Kita harus siap menghadapi kesulitan, dan kita harus siap menghadapi penderitaan.
Tapi, pilihannya apa? Apakah kita menyerah seperti budak yang disuruh duduk, berdiri, tunduk, diam, atau ambil air? Atau, kita jadi bangsa yang terhormat, mengerti, dan membela haknya?
Saudara-saudara sekalian, kita harus percaya bahwa kekuatan kita besar. Sistem pertahanan kita adalah sistem pertahanan rakyat semesta, atau HANKAMRATA. Dengan sistem pertahanan rakyat semesta, kita telah berhasil melawan penjajah.
Kekuatan rakyat ini harus kita susun dan selalu kita rawat. Dari orang ke orang, susunlah kekuatan. Lima orang demi lima orang, nanti sepuluh orang demi sepuluh orang. Adakan diskusi. Bahas isi buku ini di rumah masing-masing. Buat persiapan, dan pada saatnya saya akan mengumumkan bagaimana perjuangan kita.
Yang jelas, pilihannya hanya dua. Berdiri menghormati sebagai bangsa kesatria, atau tunduk selamanya sebagai bangsa kacung, bangsa budak, bangsa yang lemah, bangsa yang bisa dibeli. Pilihannya ada di hati kita masing-masing.
Saya percaya, kita bisa, kita harus bisa melaksanakan suatu perombakan besar untuk bangsa kita.
Kita buktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki cita-cita, masih mencintai tanah air, masih ingin Indonesia berdiri dengan terhormat, dengan pemimpin-pemimpin yang terhormat. Itu cita-cita kita bersama.
Sadarkan dan kumpulkan dukungan dari sekitarmu. Temui dan sadarkan keluargamu, kerabatmu, tetanggamu. Beritahu dan yakinkan mereka. Jelaskan asas-asas dan fakta-fakta yang terkandung di dalam buku ini. Himbau mereka, gugah mereka untuk berpartisipasi aktif dalam demokrasi kita.
Beri tahu kepada rakyat bahwa bangsa kita tidak miskin. Beri tahu kepada rakyat, ada jawaban untuk masalah bangsa. Beri tahu kepada mereka, di buku ini ada keyakinan, ada pemahaman bagaimana mengatur ekonomi.
Dalam perjuanganmu, jangan pernah menghina, jangan mencela orang lain, tapi percaya kepada diri kita sendiri, dan selalu bimbing rakyat. Beri tahu kepada mereka, yang benar itu benar, dan yang benar pada akhirnya akan menang.
Makin kita bermartabat, makin kita kuat, makin kita rendah hati, makin sopan, makin tegak. Tidak perlu kita balas kebencian dengan kebencian. Tidak boleh ada waktu untuk kebencian.
Mari kita percaya, kekuatan yang di bawah, kekuatan rakyat Indonesia, akan selalu mendukung yang benar.
Saudara-saudaraku, rakyat kita tidak bodoh. Rakyat kita berpikir dengan hati mereka. Mereka akan selalu mendukung kita, asal kita selalu membenahi diri, memperkuat akar kita ke rakyat, menjadi sumber kebenaran, sumber pemecahan masalah rakyat, dan jangan sekali-sekali menjadi sumber kerusakan.
Jangan kita biarkan ketidakbenaran dan ketidakadilan terjadi. Jangan kita takut membela kaum yang lemah dan tertindas. Kita juga tidak boleh berjuang hanya untuk mencari kursi jabatan. Kursi kekuasaan harus direbut dengan baik, terhormat, halal, konstitusional, dan demokratis, oleh orang-orang yang hatinya merah putih.
Sumber: https://prabowosubianto.com/satyagraha-landasan-perjuangan-kita/