Sunday, September 21, 2025

Selangkah Lagi, Meraih Kursi Istana

Share

- Advertisement -

Jakarta – Ipsos Public Affairs, lembaga riset internasional, melakukan survei tatap muka untuk mengamati perkembangan dan dinamika elektoral menjelang pemilihan calon presiden dan wakil presiden. Survei dilakukan pada 27 Desember-5 Januari di 34 provinsi di Indonesia. Sebanyak 2000 responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dipilih dengan metode multistage random sampling dan menggunakan aplikasi Ipsos Ifield Computer-Assisted Personal Interviews (CAPI) dengan margin error ±2,19% dan tingkat kepercayaan 95%.

“Pada saat menjelang Pemilu Presiden, dinamika pemilih mengalami pergeseran yang signifikan dan berdampak pada peta kompetisi elektoral,” kata pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, dalam paparannya di Jakarta (10/01/2024).

Arif menyatakan bahwa efek dari Jokowi semakin terasa pada Pemilu kali ini, karena elektabilitas Prabowo-Gibran semakin meningkat. Terutama, pemilih Jokowi-Ma’ruf 2019 semakin besar mendukung pasangan calon nomor dua ini.

Soliditas dukungan pasangan calon presiden tertinggi terdapat pada pasangan Prabowo-Gibran, di mana hanya 13% yang masih bisa berubah, sementara pada pasangan Anies-Muhaimin terdapat 15% pendukungnya yang masih bisa berubah. Sedangkan pemilih pasangan Ganjar-Mahfud terdapat 20% yang masih bisa berubah.

“Dibandingkan dengan data survei akhir bulan November, Prabowo-Gibran kembali mengalami kenaikan dari 42,66% menjadi 48,05%, sementara Anies-Muhaimin cenderung stagnan dari 22,13% menjadi 21,80%, dan Ganjar-Mahfud dari 22,95% turun menjadi 18,35%, sementara yang belum menentukan pilihan turun tipis dari 12,26% menjadi 11,80%,” ungkapnya.

Arif melanjutkan bahwa kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah Jokowi-Ma’ruf saat ini, dari 65% di bulan November menjadi 74% di bulan Desember, menunjukkan bahwa siapapun paslon Capres-Cawapres yang dianggap melanjutkan program-program kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf akan memiliki kemungkinan mendapatkan “Jokowi effect” dalam hal elektabilitas.

Sementara itu, Deputy Director Ipsos Public Affairs, Sukma Widyanti, menyampaikan bahwa elektabilitas partai politik menunjukkan data mengejutkan, di mana Gerindra menempati posisi teratas menggeser PDI Perjuangan. Partai Gerindra mencapai elektabilitas hingga 27%, diikuti PDI Perjuangan 21%, Golkar 8%, PKB 7%, PKS 7%, Nasdem 6%, PAN 4%, dan Demokrat 3%. Posisi PPP dan PSI masih belum aman karena kini turun dibanding survey sebelumnya.

“Saat ini pada basis-basis PDI Perjuangan, khususnya Jawa Tengah yang disebut sebagai kandang banteng, suara Ganjar semakin tergerus,” ujarnya.

Ipsos, selain menjadi anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), juga merupakan anggota Association for Global Research Agency Worldwide (ESOMAR) yang melakukan audit secara periodik terhadap para anggotanya.

Sebagai informasi tambahan, Ipsos merupakan lembaga riset internasional yang sangat berpengalaman di dunia global. Berkantor pusat di Perancis, Ipsos beroperasi di 90 negara, dan selain melakukan riset pasar, juga melakukan riset sosial politik, termasuk di Indonesia (SENOPATI). Sumber: https://prabowosubianto.com/selangkah-lagi-meraih-kursi-istana/

Source link

Baca Lainnya

Berita Terbaru