Pada Senin (23/10/2023), terlihat perbedaan warna air di pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas. Aliran air Sungai Cikeas berwarna coklat dan mengalir deras, sedangkan aliran air Sungai Cileungsi berwarna hitam pekat seperti oli dan alirannya mengendap. Kedua sungai ini bertemu di sebuah persimpangan dan mengalir ke arah Kali Bekasi, Kota Bekasi.
Ikan-ikan yang terbawa arus Sungai Cikeas seakan-akan mencoba untuk menghindari Sungai Cileungsi dengan loncatan-loncatan mereka. Bahkan ikan sapu-sapu, yang merupakan ikan paling kuat di dunia, rata-rata mati akibat pencemaran Sungai Cileungsi ini, menurut Anto, seorang warga setempat.
Banyak warga yang mengeluhkan tentang pencemaran yang semakin parah di Sungai Cileungsi. Bau yang tidak tertahankan membuat mereka merasa sesak di dada, bahkan seperti mengalami ISPA. Pada pertengahan hari, terlihat dua pria yang menaiki perahu menuju Sungai Cikeas dari seberang Sungai Cileungsi. Salah seorang pria bahkan mencoba mencari ikan di aliran Sungai Cikeas yang masih bersih.
Pencemaran di Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor masih belum teratasi. Saat ini, air Sungai Cileungsi masih berwarna hitam dan berbau busuk. Menurut Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C), Puarman, ikan-ikan di perbatasan Sungai Cileungsi dan Cikeas seperti mabuk akibat terdampak limbah.
Puarman menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi hanya ket